Selasa, 17 Juni 2008

TITIK BALIK


Di pertengahan tahun 2006 merupakan langkah awal aku memulai hidup mandiri.dimana Jakarta adalah menjadi labuan pembuka lembaran baru.entah magnet Jakarta kutub mana yang telah menarikku untuk memilih menapakkan kaki di tanahnya.sebenarnya tujuan pertama saat aku memilih tuk berangkat ke Jakarta bukanlah semata karena unsur ekonomi,tapi hanya iseng belaka.namun seiring berjalannya waktu,ternyata memang UUD [ujung-ujungnya duit].juga yang tak kalah penting dan aku sangat berterima kasih kepada Jakarta adalah pengalaman yang telah kuperoleh darinya.itu adalah anugrah yang sangat mahal harganya.sampai sekarangpun aku tak mampu membelinya.

Pagi itu udara persawahan kampung depan rumahku mendapat mandat meniupkan udara sepoi-sepoi kepada seluruh makhluk yang ada di sekitarnya,dan aku beruntung berada di dalamnya.dengan duduk santai di bangku bambu rakitan pak dheku.disitu pula ku menerima dengan rasa syukur hembusan angin persawahan.itu adalah salah satu momen yang membuat aku selalu kangen akan kampung halaman.namun ada sayangnya juga,karena momen seperti itu cuma terjadi sebantar dan mentari yang menggeliat meninggi membuat suhu yang sudah tak bersahabat lagi.dengan sedikit dongkol aku beranjak dari tempat duduk.namun baru beberapa langkah aku dikagetkan suara yang memanggil namaku.

“bo’,bo’ sebentar”dengan memalingkan badan,ku lihat sosok yang memanggilku.ternyata tetangga rumah,yang biasa ku panggil kak shodiq.ia adalah pemuda ceking yang tak asing lagi di kampung ku.hampir semua orang mengenal sosok kurus kering yang dimiliki.dia adalah salah satu pemuda yang jarang dirumah,karena dia kerja di Jakarta.

”Eeh,kapan datang kak…?”.tanyaku dengan heran,karena memang aku baru tau kalau dia ada di rumah.

”Kemarin sore”.jawabnya kepadaku diiringi senyum kecil.lalu aku mendekat dan menjabat tangannya.akhirnya aku mengajaknya duduk di bangku bambu yang tadi tlah ku tinggalkan.

Ada apa tho..?,kayaknya serius amat..!,trus gimana kabarnya Jakarta…?”.tanyaku memulai pembicaraan.

”yah… ada suatu hal yang ingin ku bicarakan kepada kamu.kalau Jakarta…tu dia yang ingin ku bicarakan kepada kamu,mau nggak kamu pergi ke jakarta ?”.ajaknya kepadaku.

”lho…lho..lho.!kok buru-buru amat,aku kan belum ada persiapan apa-apa,nggak ada angin nggak ada hujan kok langsung di ajak ke Jakarta”.sanggahku dangan sedikit kaget.

”udahlah tenang aja,ni aku lagi dapat proyek lumayan banyak .kalau mau besok sore berangkat..!.udah..ntar ongkosnya aku yang tanggung”.katanya dengan nada semangat.

”ya udah, ntar malam ku kasih jawaban,ntar aku datang kerumahmu”.jawabku.

”ya udah, aku tak pulang dulu ya?”.tukasnya.

“ya..ya..”sambil berdiri ku mengantar kepergiannya.dengan pikiran yang masih bingung aku bergegas pulang kerumah.sesampainya dirumah,aku langsung menuju dapur,kebetulan aku belum sarapan.di dapur kulihat ibuku baru selesai masak,dan dengan tangan lembutnya pula beliau menyiapkan masakan.

Tidak ada komentar: